Oleh: Eika Vio
: Hil
Siang itu tegaplah tubuh mereka
di bawah rindang beringin tua
jalan mereka teguh meski dipanggang api langit
menuju gedung rektorat
: Hil
Peluh-peluh mereka menitik
ada tubuh yang mengasam
rambut masai yang berdebu
jins-jins belel tengik
rambut gondrong
dan kulit gosong jarang disabun
tiga lembar kain lusuh panjang
terjaring di genggaman mereka
“Koruptor busuk!”
“Ganyang tikus kampus!”
“Gantung rektor di pohon beringin keramat!”
tertulis di sana
: Hil
Megaphone menggantung di pundak sang orator
Turun naik intonasi suaranya
meledak!
membelah konsentrasi jenis manusia lain
yang berniat sungguh-sungguh cari ilmu
puluhan pasang mata menyipit sinis
puluhan telunjuk menunjuk-nunjuk
pada mereka
si jenis manusia yang lupa pada kulit sendiri
: Hil
Mereka memang benar
junjung keadilan di lahan ilmu para mahasiswa
fakta-fakta busuk yang sembunyi malu-malu
kini mereka seret menuju muka dunia
namun sayang
si mereka lupa berkaca sendiri
banyak kudis yang memburuk
benalu yang bila tak diolesi obat ia akan menjadi kesumat
layaknya si rektor
si penyadap uang pendidikan
: Hil
Tahukah?
hari ini mereka tak duduk di kursinya
mengerjakan si kertas buram
ujian akhir semester
absensi yang kemarin hanya terisi lima tandatangan
kerap tak hadir mereka mendengar ceramah si bapak dosen
: Hil
Tahukah?
takdibacanya buku
takdikerjakannya berbagai tugas
saat ujian contek-menconteklah kelakuannya
takpedulinya mereka
hanya berkelebat demo ke demo
kumpul-mengumpul tak keruan
memetik senar gitar sambil menggodai mahasiswi
wiiit… wiiiw!
: Hil
Itulah jenis si manusia kesumat
dendam dan benci pada ketidakadilan dipelihara
namun diri membinarkan sinar kesumat
si raja tipu
si tukang topeng
(1 September 2014)
Eika Vio adalah nama pena dari ketua FLP Sumedang (Dulu FLP Jatinangor) periode 2013-2015. Puisi ini adalah salah satu karyanya yang Ia tulis di blognya. Silahkan kunjungi blog Eika Vio (eikavio.wordpress.com) untuk menikmati karya-karyanya yang lain.
0 komentar: