Pekanan FLPJ kedua yang diadakan pada tanggal 23
Januari 2011 lalu memilih tempat yang sedikit berbeda, jika pekanan yang
sebelumnya bertempat di Arboretum maka pekanan kali ini mengambil tempat di
Pendopo samping gerbang masuk Universitas Padjadjaran. Cuaca yang kurang
bersahabat saat itu tidak menjadi penghalang bagi sekitar 20 personil FLPJ
untuk tetap hadir menimba ilmu dan mengembangkan imaji sastra mereka.
Pekanan kali ini mengambil tema tetang pilihan
kata atau diksi.
Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan
kata–kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau
plilihan kata mencakup pengertian kata–kata mana yang harus dipakai untuk
mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan–ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi.
Pemilihan kata mengacu pada pengertian
penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh
pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata,
komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya
melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang
dikehendaki (Nurgiyantoro 1998:290).
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada
beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
· Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan
atau hal yang ‘diamanatkan’.
· Kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
· Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan
kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan
mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan
efektif.
Adapun fungsi pilihan kata atau diksi adalah
untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresifitas. Maka sebuah kata
akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan
pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan
antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan
kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi
untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga, dengan
adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih
runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar
tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
melatih kemampuan berdiksi adalah dengan merangakai kalimat sebarang sehingga
menjadi suatu kalimat penuh makna dengan memperhatikan pula penyusunan alphabet
tiap katanya sehingga indah terdengar.
Cara ini diterapkan pada seluruh personil FLPJ
yang datang kala itu. Dan subhanallah sekali, hasilnya tidak kalah unik.
Ternyata kemampuan peserta tidak bisa dianggap biasa meskipun mereka adalah
personil yang baru bergabung di FLP Jatinangor ini. Beragam makna ditemukan
dengan cukup baik, dari mulai kalimat yang bermakna tentang cinta, mimpi,
keyakinan sampai masalah perkuliahan. Contoh kalimat yang ditulis salah seorang
peserta adalah sebagai berikut :
“Andai biru itu cerita dalam eloknya fantasi,
gadis hanya ingin jangkau ke awan lalu meraih nafas nirwana, oh pemimpi, Queen
rasanya seribu tahun diujung seperti vas waktu ekstra yakinkan zaman.”
Sepintas memang aneh dan tidak dapat dimengerti,
menurut penulisnya, kalimat di atas memiliki makna tentang seseorang yang
memiliki mimpi dalam hidupnya, dan ia harus berusaha untuk meraihnya, sepanjang
perjalanan waktu ia akan terus berlari meraih apa yang menjadi harapan terindah
dalam hidupnya.
Cara lain untuk memunculkan keindahan dalam
tulisan kita adalah penggunaan majas. Maka berlatih membuat majas menjadi salah
satu alternative lain bagi penulis yang dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban
pula untuk diasah. Maka, pertemuan pekanan kali ini pun menjadi ajang ber-majar
ria bagi para personil FLPJ. Dipandu oleh teh Wianti (pengisi materi pekanan
kali ini yang juga menjabat sebagai ketua FLPJ), para personil diajak untuk
berkreasi denga majas. Berikut adalah beberapa kalimat ber-majas yang berhasil
dibuat oleh personil FLPJ.
“Hembusan angin menyeruak di sepanjang tubuhku
senja itu, mengajakku berdiri menarik sebuah selendang sutera kala air mulai
turun menggenang hamparan bumi”.
Maksud dari kalimat tersebut menggambarkan
tentang keadaan seeorang yang kedinginan.
Permainan lain yang tak kalah menariknya dan
dapat digunakan untuk mengasah kemampuan berimajinasi adalah dengan
mendeskripsikan suatu gambar. Gambar bisa berupa objek apapun, gunung, rumput,
rumah, trotoar, dan lain-lain. Dari gambar-gambar sederhana tersebut, kita bisa
menjabarkan banyak pemaknaan yang berbeda-beda antara orang yang satu dengan
yang lainnya. Tidak jarang, sebuah cerita bisa saja muncul di benak kita hanya
dari sebuah gambar sederhana itu.
See... seru bukan?
Bagaimana, tertarikkah sahabat untuk
melakukannya??
Jangan menunggu! Segera ambil pulpen dan
kertasmu, lalu beraksilah ^^d
^^ SELAMAT BERKARYA SAHABAT ^^
Written by Armiellatul Husnaa
Edited by Rita Setia Feriyani
Posted by Muttaqien Abdurrahaman
0 komentar: